Mulai dari Tanjak, Sepatu Kulit dan Batu Cincin Khas Kalimantan Warnai Pameran Stand STQ KE-XXV

Pontianak – Ajang perlombaan membacakan ayat suci alquran dalam Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke-XXV di Kota Pontianak diwarnai dengan berbagai kegiatan.

Salah satu yang telah dilakukan selain melakukan Pawai Ta’ruf pagi sebelum pembukaan, pembukaan stand dilingkungan Taman Alun Kapuas dan dibuka oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji, Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Ketua Panitia STQ Ke-XXV Syarif Kamaruzzaman, yang disaksikan oleh seluruh Gubernur se-33 Provinsi yang ada di Indonesia.

Pameran diikuti oleh seluruh Provinsi yang hadir pada saat STQ dan diisi dengan berbagai produk khas daerah masing-masing seperti makanan khas Kota Pontianak seperti aloe vera, kemudian stand dari Jakarta, Jateng dan beberapa Provinsi lain turut meramaikan stand yang berada di posisi kanan dari Taman Alun Kapuas yang berada di pinggir Sungai Kapuas.

Pantauan saat berada di lokasi pameran, Tanjak khas Kalimantan Barat turut memamerkan penutup kepala dengan berbagai bentuk ukuran dan warna. Di stand Provinsi Jawa Timur, beragam sepatu kulit dipamerkan dengan kualitas khas Jatim yang tak kalah dengan produk sepatu luar negeri.

Tak mau kalah dengan sepatu dan tanjak, pecinta cincin batu mulia khas Kalbar juga eksis memamerkan segala jenis batu untuk diperkenalkan kepada masyarakat Kalbar dan se-Indonesia yang hadir pada STQ ke-XXV itu.

Designer Stand Komunitas Soedarso Stone, Teguh Satrio Pribowo yang berada di Stand IKM Batu Mulia Kalbar mengatakan jika ia bersama komunitas batu yang telah dijalani selama ini selain ingin memperlihatkan aneka jenis batu kepada khalayak umum juga ingin berpartisipasi atas terselenggaranya STQ Nasional yang pada saat sebelum memutuskan untuk ikut pameran, melalui media sosial, woro-woro akan STQN di Pontianak telah lama ia dan seluruh komunitas mengetahuinya.

“Kita sudah tau akan ada pameran sehingga kita memutuskan untuk ikut selain ingin meramaikan acara juga ternyata setelah pameran dibuka, penggemar batu masih ada dan diluar ekspektasi yang hadir di pameran begitu ramai,” ungkap Bowie, panggilan akrabnya.

Selain perlombaan mengaji, diakui keyboardis Bangsawan Band itu mengakui bahwa daya tarik wisata begitu kuat memanggil masyarakat umum untuk hadir di kawasan Taman Alun Kapuas sehingga setiap harinya, kawasan Taman Alun termasuk pameran begitu banyak dikunjungi seluruh masyarakat yang antusias akan penyelenggaraan dua tahun sekali tersebut.

“Sangat ramai sekali yang ingin melihat STQ dan juga pameran, salut sama penyelenggara. Terutama Mimbar Tilawah yang unik dibangun monumen Tanjak yang kami perkirakan hanya sebuah bangunan ternyata itu tempat perlombaan STQ bagi khafilah yang melantukan ayat suci alquran, sangat luar biasa idenya,” papar Bowie.

Iapun berharap seluruh masyarakat dapat terus meramaikan acara yang akan ditutup pada 5 Juli 2019 itu hingga selesai para kontingen STQ kembali ke daerah masing-masing dengan tetap menjaga suasana aman dan nyaman.

“Tentu harapan kami seluruh masyarakat dapat menikmati STQ ini selain mendapatkan manfaat dapat melihat perlombaan ayat suci alquran juga dapat menikmati wisata tidak saja di Taman Alun Kapuas, tetapi juga diseluruh kawasan Mimbar Tilawatil Quran lainnya yang ada di Pontianak,” pungkasnya